Translate

Kamis, 22 September 2016

Puisi Bahasa Indonesia

Panutan Yang Tidak Menjadi Panutan
oleh Asep Juarda

Seisi kampung mengundang suara
Tak berani mengungkap kepalsuan
Jika terjadi sabetan pisau menghantam
Jika berlanjut mereka gendut penuh belatung

Panutan kampung sudah bicara
Tak berguna, tak berdaya, tak berarti
Omong kosong setiap pemimpin
Rakyatnya gemetar jika menantang

Perkataan panutan itu berdaya ilusi
Kepercayaan jiwa-jiwa tersisih telah menguap
Keletihan jiwa-jiwa yang tergerogoti kebohongan
Itu bukan panutan yang diajarkan Rasul


Majalengka, 22 Juni 2016

Puisi Bahasa Indonesia

Untuk Para Pemimpin

Untuk para pemimpin
Yang duduk di kursi drama
Merenung merancang peraturan
Meraup rupiah dalam sekejap
Pergi pulang dengan hak istimewa
Tak tahukah kalian itu hanya sementara
Apakah seluruh rakyat hanya pion-pion
Mereka merunduk sedangkan kalian tertawa
Menatap gemerlap hiasan dunia di gedung tertinggi

Untuk para pemimpin
Disatuan terkecil sekalipun
Kepala dan perangkat desa, Camat, Kapolsek, bahkan RT dan RW
Apakah kalian tak malu
Merampas uang rakyat setiap ada kesempatan
Saat hajatan khitanan maupun pernikahan, pembuatan KTP dan KK
Kini kalian pun terlibat
Itulah kenapa negeri ini sulit untuk maju
Tidakkah kalian sadari itu

Untuk para pemimpin
Di negeriku Indonesia
Aku tahu kalian telah berupaya keras
Tapi tetap selalu ada ulah
Manusia tidak ada yang sempurna
Tapi apakah kalian akan terus seperti itu
Sampai maut mengintai

Aku ingin para pemimpin seperti dulu
Mereka yang memberi teladan dan bijaksana
Pemimpin sekarang penuh kepalsuan
Mengincar emas kebohongan dunia 

Majalengka,23 September 2016

Senin, 19 September 2016

Puisi Bahasa Indonesia

Lautan Cahaya Berwarna Gelap
 
Sebenarnya untuk apa kita dilahirkan?
Jika di dunia selalu berbuat keburukan
Diterpa masalah kebingungan
Penuh gemerlap dalam penderitaan
Begitu banyak lautan cahaya keindahan
Tapi kenapa warna gelap yang diperlihatkan

Kesamaran hidup berupa kepedihan
Cinta serasa hampa dalam kenangan
Luapan amarah dan dendam kegetiran
Kebahagiaan datang bersama kesedihan
Ujian yang berderap melalui tantangan
Kenapa terdengar geraman dari setiap pandangan?

Lautan cahaya menghiasi kehidupan
Menjadi kebaikan ataupun keburukan
Geraman manusia yang berwarna gelap penuh gertakan
Diantara jutaan titik cahaya perkataan
Mengalir bagai sungai namun tak bisa dilawan
Akankah kemudian datang cahaya keabadian?

Majalengka,19 September 2016